Laman

Sabtu, 25 Desember 2010

Gangguan Saluran Pencernaan

OBSTRUKSI USUS (ILEUS OBSTRUKSI)

A.KONSEP DASAR

1.PENGERTIAN

Obstruksi usus dapat didefenisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut maupun kronis, parsial atau total.

2. DUA TIPE OBSTRUKSI

a.Mekanis(Ileusobstruksi)
Dimana terdapat obstruksi intralumen atau obstruksi mural
oleh tekanan ekstrinsik. Contoh kondisi yang menyebabkan obstruksi mekanis adalah tumor polipoid dan neoplasma, perlekatan, hernia, abses.

b. Fungsional (Ileus paralitik)
Di mana peristaltik usus dihambat sebagaian akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi kontrol otonom pergerakan usus. Sehingga usus tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Obstruksi ini dapat bersifat parsial atau komplet. Keparahannya tergantung pada daerah usus yang terkena, derajat di mana lumen tersumbat dan khususnya di mana derajat sirkulasi darah dalam dinding usus terganggu.

3. ETIOLOGI

Kebanyakan obstruksi usus (85%) terjadi dalam usus halus. Perlekatan paling banyak menyebabkan obstruksi usus halus (insiden sebanyak 60%) diikuti dengan hernia dan neoplasm penyebab lain mencakup intususepsi, volvulus(pemutaran usus) dan ileus paralitik.
Penyebab Perjalanan penyakit
Intususepsi : (Invaginasi) : salah satu bagian dari usus menyusup ke dalam bagian lain yang ada di bawahnya.
Hernia : Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum memungkinkan penonjolan ke luar suatu kantong peritonal disebut kantong hernia.
Tumor :Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus.
Volvulus : Terputarnya secara komplet suatu lengkung usus melalui dasar mesenteriknya dan menyebabkan obstruksi dan infark
Perlekatan (adhesi):Lengkung usus menjadi menetap pada area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan. Radang peritoneumlokal (peritonitis) dapat terjadi setelah pembedahan
Akibat yang ditimbulkan dari penyebab
Perlekatan: 3 atau 4 pasca operatif keadaan ini menghasilkan perputaran lengkung usus.
Insusuepsi:Penyempitan lumen usus.
Volvulus :Lumen usus menjadi tersumbat. Gas dan cairan berkumpul dalam usus yang terjebak.
Hernia : Aliran usus mungkin tersumbat total.Aliran darah Kearea tersebut dapat tersumbat juga.
Tumor :Lumen usus menjadi tersumbat sebagain bila Tumor tidak diangkat mengakibatkan obstruksi lengkap.

4.FAKTOR RESIKO TERJADINYA ILEUSOBSTRUKSI

Penyebab obstruksi mekanik berhubungan dengan golongan usia yang terserang dan tempat obstruksi. Tumor-tumor ganas dan volvulus merupakan penyebab terserang obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang tua dan timbul akibat perlenketan yang terjadi karena pembedahan sebelumnya.

5.MANFESTASI KLINIK

a. Obstruksi usus halus
Gejala awal biasanya berupa nyeri kram yang terasa seperti gelombang dan bersifat kolik pasien dapat dapat mengeluarkan darah dan mukus. Tidak terdapat flatus, muntah. Tanda yang pasti dari dehidrasi adalah : pasien mengalami haus terus-menerus,mengantuk, malaise umum, lidah dan membran mukosa menjadi pecah-pecah. Abdomen menjadi distensi semakin ke bawah obstruksi di area gastro instestinal yang terjadi semakin jelas adanya distensi abdomen

b.Obstruksi usus besar
Obstruksi usus besar berbeda secara klinik dari obstruksi usus halus, dalam hal ini gejala terjadi lebih lambat pada pasien dengan obstruksi di sogmold atau rektum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi. Pasien merasa kram akibat nyeri abdomen bawah akhirnya terjadi munteh, dapat terjadi syok.



6. PATOFISIOLOGI

Peristiwa patofisiologik yang terjadi setalah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional.
Perubahan patofisiologi utama adalah pada obstruksi usus. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel Yang mengakibatkan syok hipotensi, pengurangan curah jantung, Penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik.
Peregangan usus yang terus-menerus mengakibatkan lingkaran setan. Penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus.Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi danpeningkatan permeabilitas akibat nekrosis disertai absorpsi toksin-toksin bakteri kedalam rongga peritonium dan sirkulasi sistemik.

7. PROGNOSIS

a. Angka kematian keseluruhan untuk obstruksi usus haluskira-kira 10%
b. Angka mortalitas unruk obstruksi kolon kira-kira 20%
c. Angka kematian untuk obstruksi non strangulat adalah 5-8%

8.KOMPLIKASI

a. Peritonitis septikemia
b. Syok hipovolemia
c. Perforasi

9.EVELUASIDIANOSTIK

a. Obstruksi usus halus : diagnosa didasarkan pada gejala yang digambarkan di atas serta pemeriksaan sinar X. Pemeriksaan laboratorium (misal, pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap) akan menunjukkan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan memungkinkan infeksi.

b.Obstruksi usus besar : Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan simiomatologi dan sinar X .Sinar X abdomen (datardantinggi) akan menunjukkan distensikolon.



PROSES KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

1. Aktivitas atau Istirahat
Kelemahan, kelelahan, insomnia, merasa gelisah, pembatasan aktivitas sehubungan dengan efek proses penyakit.
2. Sirkulasi
Takikardia respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri. Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah.
3. Eliminasi
Tekstur peses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik yang dapat dilihat
4. Makanan/cairan
Anoreksia, mual dan muntah, penurunan berat badan, kelemahan, membran mukosa pucat.
5. Higiene
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
6. Nyeri/kenyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah, nyeri tekan abdomen/distensi abdomen
7. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh 39,6-40ยบ C
8. Interaksi sosial
Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi ketidakmampuan aktif dalam sosial.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan peregangan abdomen
b. Gangguan eliminasi (konstipasi) b/d penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam luman usus.
c. Gangguan pola tidur b/d nyeri akibat distensi abdomen
d. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d pemasukan terbatas.
e. Pola nafas tidak efektif b/d kontraksi otot-otot dinding abdomenke diagfragma.

3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

1. Dorong pasien untuk melaporkan nyeri
R) mencoba untuk mentoleransi nyeri
2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10). Sedikit dan laporkan perubahan karakteristik nyeri.
R) perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan penyeberan penyakit terjadinya komplikasi


3. Catat penunjuk non verbal. Mis, gelisah, menolak untuk bergerak dan berhati-hati dengan abdomen.
R) bahasa tubuh/petunjuk non verbal dapat secara psikologik dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah.
4. Observasi distensi abdomen, peningkatan suhu dan penurunan TD.
R) dapat menunjukkan terjadinya obstruksi usus karena inflamasi, edema.
5. Berikan obat sesuai dedikasi Anodin supositoria
R) merilekskan otot rektal, menurunkan nyeri spasmeb.

b. Gangguan pola eliminasi BAB(konstipasi) b/d penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan kedalam lumenusus.

1. Pastikan kebiasaan defikasi pasien dan gaya hidup sebelumnya
R) membantu dalam pembentukan jadwal irigasi efektif untuk pasien dengan kolostomi
2. Auskultasi bising usus
R) perlambatan dapat menandakan ileus atau obstruksi statis menetap.
3. Bila terjadi konstipasi, ini harus dilaporkan pada perawat atau dokter.
R) konstipasi dapat menandakan obstruksi tidak adanya feses memerlukan perhatian medis darurat.

c. Gangguan pola tidur b/d nyeri

1. Lakukan kajian masalah gangguan tidur
R) memberikan informasi data dasar dalam menentukan rencana perawatan
2. Ciptakan tempat tidur yang nyaman, bersih
R) meningkatkan kenyamanan
3. Lakukan mandi air hangat sebelum tidur
R) meningkatkan tidur

d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d pemasukan terbatas

1. Awasi masukan dan keluaran, karakter dan jumlah feses, perkirakan kehilangan yang tak terlihat, mis : berkeringat.
R) memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan pedoman untuk penggantian cairan
2. Kaji TTV
R) Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan.
3. Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring.
R) kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan cairan usus


e. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh/pemasukan terbatas.

1. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah
R) pilihan intervensi tergantung dan penyebab masalah.
2. Beri makan sedikit dan makanan kecil tambahan yang tepat.
R) dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode puasa
3. Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit sesuai indikasi
R) pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa perbaikan status nutrisi. Perawatan di rumah sakit memberikan kontrol lingkungandi mana masukan makanan, muntah/eliminasi, obat dan aktivitas dapat dipantau

4. EVALUASI

Hasil yang diharapkan
a. Nyeri berkurang
b. Mendapatkan nutrisi yang optimal
c. Tidak menglami komplikasi
d. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar